DilahFadilah

Nur Fadilah

Minggu, 20 Desember 2015

Dia bukan pilihan, Dia Histori

Sebab aku rapuh bila sendiri, tangan ku berdampingan mata ku berdampingan telinga ku berdampingan dan kaki ku pun berdampingan. Aku tidak bisa berjalan dengan satu kaki. Jika memang bisa, itu karena dirimu. Selalu menopang dan membantu ku.
Percayalah, hidup ini singkat. Sesingkat diri mu yang hadir di hidupku.Dalam sekejap aku membuka mata kau telah hilang. Bagai hembusan asap. Jika diri mu asap, aku takan pernah berhenti untuk menghirup mu. kau racun, racun untuk tubuhku. sempatkan lah kau bersandar, sempatkan lah kau singgah di hati ini. kau mematikan tapi aku suka, aku membutuhkan mu bagai pecandu yang kehabisan narkoba.
Sebab aku sadar, sesingkat dirimu sesingkat hidupku. Kau bagaikan buku yang sudah selesai kubaca dan aku buang bahkan aku bakar. Begitu menyeramkannya dirimu hingga aku bakar, aku tahu kenangan mempunyai cara sendiri untuk hilang tapi aku pun punya cara tersendiri untuk menghilangkan mu dari otak ku. jangan jadikan masa lalu penghambat masa depan mu, walaupun kau candu bagi hidupku aku tidak mau terus bergantung pada mu. biarkan aku bernafas, menghela nafas sepanjang-panjangnya menghirup udara segar dan bebas dan biarkan aku memilih yang lain. karena kau hanya history dalam hidupku..
#sastrapedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar