Kita pernah sepakat untuk sama-sama tidak mengingat, untuk
tidak saling mengganggu dan sepakat untuk sama-sama melupakan. Tapi untuk yang
sekian kalinya kamu mengingkarinya, begitupun dengan aku, tetap saja
mengingkarinya.
Berkali-kali kamu menghilang, dan berkali-kali kamu datang
untuk melepas rindu. Aku pun menyambut mu dengan rindu.
Lalu bagaimana? Tak sadarkah kamu kalau sampai saat ini kita masih bermain dengan luka? Luka yang terus ada karena kita yang membuatnya.